6 Hal Ini Buat Dunia Gonjang-Ganjing, Jokowi Ketar-Ketir

6 Hal Ini Buat Dunia Gonjang-Ganjing, Jokowi Ketar-Ketir

kaptenberita.com –

Jakarta – Pasar keuangan kemudian perekonomian global dalam tekanan hebat dalam sepekan terakhir. Bursa saham hingga mata uang global rontok lantaran meningkatnya ketidakpastian.

Read More

Ketidakpastian yang digunakan disebut dipicu oleh memanasnya perang Israel-Hamas, proyeksi masih hawkishnya kebijakan suku bunga di area dalam Amerika Serikat (AS) lalu berbagai negara, merangkaknya biaya minyak, hingga perlambatan dunia usaha global.

Bursa saham dunia hampir semua rontok pada pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk 1,3% sepekan. Bursa Wall Street juga rontok.
Indeks Dow Jones rontok 2,1%, indeks S&P ambruk 2,5%, sementara indeks Nasdaq jatuh 2,6%. Indeks Nikkei melemah 0,86% serta indeks Strait Times Singapura melandai 0,5%.
Mayoritas utang dunia juga rontok oleh sebab itu perkasanya dolar AS. Rupiah, yuan renminbi, serta won masuk dalam deretan yang mana rontok sepekan.

Setidaknya ada empat penyebab mengapa pasar keuangan begitu tertekan pada pekan ini:

1. Capital outflow
Investor asing memilih mengedarkan aset dalam area Emerging Market serta menginvestas
ikan dananya kembali ke AS dalam tengah ketidakpastian serta tingginya imbal hasil US Treasury. Indonesia merupakan salah satu Emerging Market yang tersebut mendapat tekanan hebat dari capital outflow.

Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) bahkan secara khusus menyoroti besarnya pemodal asing yang digunakan itu meninggalkan Indonesia.

Capital outflow semua lari balik ke Amerika Serikat,” ungkap Jokowi dalam pertemuan beberapa waktu lalu, dikutip Jumat (27/10/2023).

Data Bank Indonesia (BI) merujuk pada transaksi 23-26 Oktober 2023 menunjukkan asing sebenarnya sudah mencatat inflow.
Investor asing di tempat dalam pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp1,04 triliun terdiri dari beli neto Rp2,18 triliun di tempat area pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,57 triliun dalam pasar saham, juga beli neto Rp1,44 triliun pada tempat Sekuritas Rupiah BI (SRBI)  Ini adalah kali pertama sejak pekan pertama September 2023, asing mencatat inflow.

Catatan BI menunjukkan asing mulai mencatat jual netto beruntun sejak Agustus 2023. Sepanjang tiga bulan terakhir, asing cuma hanya mencatat net buy dua kali dalam satu pekan yakni pada awal September juga pekan ke empat Oktober 2023 atau pekan kemarin.

Derasnya capital outflow ini terjadi secara beruntun sejak minggu ke-4 September khususnya dalam data transaksi 25-27 September 2023 yang tersebut mana tercatat pemodal asing pada tempat pasar keuangan domestik jual neto Rp7,77 triliun terdiri dari jual neto Rp7,86 triliun pada pasar SBN, jual neto Rp2,07 triliun di dalam dalam pasar saham, kemudian beli neto Rp2,16 triliun di tempat tempat SRBI.

2. Suku bunga AS masih akan ketat
Pelaku pasar berekspektasi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan memberlakukan kebijakan suku bunga tinggi dalam waktu lama atau higher for longer.
Ekspektasi ini muncul setelah Chairman The Fed Jerome Powell pada September lalu mengatakan inflasi masih harus diturunkan sesuai target The Fed di dalam dalam kisaran 2%.
Risalah pertemuan The Fed terakhir juga mengisyaratkan adanya satu kenaikan suku bunga.
Terlebih, data perekonomian AS masih panas.

Aktivitas kegiatan bidang usaha di tempat tempat AS meningkat pada Oktober 2023. Data S&P Global Manufacturing PMI Flash menunjukkan aktivitas kegiatan industri AS meningkat ke level ekspansif yakni 50, dari 49,8 pada September.
S&P Global Service PMI Flash juga menunjukkan penguatan menjadi 50,9 pada Oktober, dari 50,1 pada September. 
Ekonomi AS masih tumbuh kencang 4,9% (year on year/yoy) pada kuartal III-2023, tertinggi sejak kuartal IV-2022 atau hampir dua tahun.

Permintaan dari sektor manufaktur AS juga tumbuh kencang 4,7% pada September, dari kontraksi 0,1% pada Agustus 2023. Klaim pengangguran tercatat naik 10.000 menjadi 210.000 pada pekan yang mana berakhir 21 Oktober 2023. Kendati naik tetapi klaim pengangguran masih dalam kisran terendah dalam delapan bulan terakhir.  Data-data ini diprediksi memproduksi The Fed masih akan hawkish ke depan.

3. Dolar AS terbang juga imbal hasil US Treasury menjulang
Ekspektasi pasar mengenai kebijakan higher for longer dari The Fed menyebabkan dolar AS serta imbal hasil terus melambung. Dolar kembali menjadi primadona lantaran statusnya sebagai aset aman serta menjadi penopang bagi perekonomian AS.

Imbal hasil US Treasury 10 tahun stagnan di area dalam hitungan 4,85%. Imbal hasil masih berada di area dalam level tertingginya dalam 16 tahun terakhir.
Indeks dolar juga masih kencang pada posisi 106,56. Posisi itu sedikt lebih banyak banyak rendah dibandingkan hari sebelumnya yakni 106,6 tetapi masih pada kisaran tertinggi dalam 11 bulan terakhir.
Kenaikan imbal hasil US Treasury ini berimbas pada lonjakan imbal hasil obligasi pada negara lain. Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) terbang ke 7,27% pada Senin pekan ini sebelum melandai ke 7,16% pada perdagangan kemarin, Jumat (27/10/2023). Imbal hasil hal itu adalah yang dimaksud tertinggi dalam 11 bulan terakhir.

4. Perang Israel vs Hamas
Perang pada Timur Tengah antara Israel serta militant Palestina, Hamas, masih menjadi keresahan global.  Skala perang dikhawatirkan meluas setelah rudal Israel dikabarkan menghantam dua kota dalam Mesir.
Amerika Serikat(AS) danIran juga saling mengancam di tempat area tengah memanasnya perang. Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan Presiden AS Joe Biden mengingatkan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei.

Militer Israel mengatakan bahwa Hamas mendapatkan sokongan senjata dari negara lain. Terbaru, salah pribadi sumber pejabat Tel Aviv menyebutkan bahwa sebagian dari senjata yang digunakan Hamas dalam serangan 7 Oktober diproduksi dalam Iran atau Korea Utara (Korut).
AS juga mengatakan Iran sengaja menyasar prajurit AS yang dimaksud membantu pihak Israel.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, mengingatkan jika AS tiada mampu akan lolos dari incaran Iran jika pembantaian pada Gaza tak juga berakhir.

Memasuki hari ke-21, serangan Israel ke Jalur Gaza makin intens dilakukan. Pecahnya konflik antara Israel kemudian kelompok Hamas dari Palestina juga sudah melebar ke wilayah Tepi Barat (West Bank), kemudian bahkan negara-negara sekitar.

Secara total, 7.028 warga Palestina sudah terjadi terbunuh sejak dimulainya konflik terbaru, pada mana 66% di area dalam antaranya adalah perempuan juga anak-anak. Sebuah sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera bahwa jumlah keseluruhan total orang yang mana tewas setelah serangan Israel terbaru pada kota Khan Younis di tempat tempat Gaza selatan telah terjadi diimplementasikan meningkat menjadi 15 orang.

5. Lonjakan biaya minyak
Harga minyak kembali melonjak pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (27/10/2023). Kemarin, tarif minyak brent ditutup menguat 2,9% ke US$ 90,48 per barel sementara minyak WTI melesat 2,8% pada posisi US$ 85,5 per barel.

Harga minyak terus mengendap pada kisaran US$ 90 sejak September dan juga juga bahkan menembus US$ 92,38 pada 19 Oktober lalu yang digunakan yang disebut menjadi rekor tertingginya sejak November 2022 atau 11 bulan terakhir.

Lonjakan biaya minyak menjadi kegelisahan tersendiri lantaran sanggup memicu kenaikan inflasi. Padahal, banyak negara yang dimaksud mana masih berjuang menekan inflasi.

6. Suku bunga tinggi
Meningkatnya ketidakpastian global menghasilkan banyak bank sentral memilih untuk kembali menaikkan suku bunga.  Selain lantaran inflasi yang digunakan hal itu meningkat, kenaikan suku bunga menjadi cara untuk meredam gejolak nilai tukar.

Singapura, Swedia, Turki, Rusia, Argentina, dan juga juga Indonesia adalah negara-negara yang digunakan digunakan kembali mengerek suku bunga. AS juga diproyeksi masih akan kembali mengerek suku bunga jika inflasi masih melambung.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *