kaptenberita.com –
Jakarta – Rahasia dunia lain yang dimaksud mana ada dalam bawah Lapisan Es Antartika Timur (EAIS) selama 14 jt tahun sudah terungkap melalui studi data satelit lalu pencitraan radar baru.
Menurut para peneliti, pelestarian pemandangan purba ini membuktikan fakta bahwa EAIS relatif tidaklah berubah selama ribuan tahun, namun stabilitas ini terancam oleh kenaikan suhu global yang mana yang disebut belum pernah terjadi sebelumnya.
Penulis studi ini menggunakan data satelit untuk mengidentifikasi undulasi di dalam tempat permukaan lapisan es yang dimaksud hal tersebut memberikan petunjuk mengenai sifat medan di area dalam bawahnya. Dengan menggunakan teknik radio-echo sounding, merek kemudian dapat mengambil gambar lanskap yang mana digunakan tertutup es dalam area seluas 32.000 kilometer persegi.
“Dunia pada area bawah Lapisan Es Antartika Timur belum banyak dipelajari, bahkan dibandingkan permukaan Mars,” jelas penulis studi Profesor Stewart Jamieson, dikutip IFL Science, Kamis (2/11/2023). “Hal ini menjadi hambatan oleh sebab itu bentang alam hal itu mengontrol aliran es dalam area Antartika, kemudian juga mengontrol cara es hal itu merespons perubahan iklim dalam masa lalu, saat ini, lalu pada area masa depan,” imbuhnya.
Pilihan Redaksi
|
Para peneliti mengidentifikasi tiga blok dataran tinggi yang digunakan yang disebut dibuat oleh sungai serta dipisahkan oleh lembah dalam berbentuk U. Kemungkinan besar saluran air yang mana dimaksud membentuk lanskap, mengalir selama kemudian setelah pecahnya benua super Gondwana, sebelum gletser pertama muncul serta membantu mengikis lembah hingga kedalaman sekitar 800 meter.
“Apa yang digunakan kami temukan adalah permukaan tanah purba yang tersebut mana belum terkikis oleh lapisan es serta tampak seperti terbentuk oleh sungai sebelum es itu muncul,” jelas Jamieson.
“Hal ini memberi tahu kita bahwa belum banyak perubahan di tempat area kawasan ini, yang digunakan digunakan menunjukkan bahwa meskipun bagian lapisan es mungkin telah terjadi lama menyusut pada masa-masa hangat dalam tempat masa lalu, kondisi dalam tempat lokasi ini kemungkinan besar bukan banyak berubah,” imbuhnya.
Penemuan ini membantu peneliti memahami bagaimana lapisan es dapat merespons pemanasan di tempat tempat masa depan serta yang digunakan dimaksud sedang berlangsung.
Dalam tulisannya, penulis penelitian menjelaskan bahwa lanskap yang tersebut disebut sudah terbungkus es setidaknya selama 14 jt tahun. Selama periode ini, suhu terpanas terjadi sekitar tiga jt tahun yang tersebut lalu pada periode hangat pertengahan Piacenzian. Namun model lapisan es yang paling dapat diandalkan menunjukkan bahwa EAIS bukan menyusut hingga ke lanskap sungai ini.
Bahkan, ada kemungkinan pemandangan kuno yang dimaksud disebut terbentuk sejak 34 jt tahun yang dimaksud itu lalu, ketika EAIS pertama kali muncul setelah transisi Eosen-Oligosen (EOT) dari kondisi hangat ke glasial.
Namun, tiada jelas apakah lapisan es pernah menyusut cukup berjauhan selama periode ini sehingga memperlihatkan lalu mengubah tiga lembah sungai, yang digunakan mana terletak sekitar 350 kilometer dari tepi EAIS.
Artikel Selanjutnya Lingkaran Kiamat 15 Tahun Lagi, Pulau Tenggelam Hutan Musnah