kaptenberita.com –
Jakarta – Rupiah sepanjang pekan ini sangat perkasa dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) berkat kebijakan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) ditahan serta keyakinan sektor sektor ekonomi Tanah Air yang mana masih akan tumbuh positif.
Melansir data Refinitiv, rupiah pada akhir pekan ini, Jumat (3/11/2023) berakhir dalam posisi Rp15.725/US$, menguat 0,79% secara harian. Sebagai catatan, pada kemarin Jumat, mata uang Garuda menguat tajam semata-mata dalam hitungan sekitar 30 menit dimana pada pembukaan rupiah masih dalam sekitar Rp15.820/US$, kemudian pada 09.28 WIB menguat nyaris 100 perak.
Penguatan tajam dalam sehari hal hal itu akhirnya mengakumulasi kekuatan rupiah selama seminggu sebesar 1,32% lalu mengakhiri tren pelemahan rupiah selama delapan minggu beruntun.
CNBC Indonesia Research mencatat ada lima faktor yang digunakan berhasil menjadi sentimen positif bagi gerak rupiah pekan ini :
1. The Fed menahan suku bunga
Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan dalam level 5,25-5,50%.
Keputusan The Fed menahan suku bunga pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (2/11/2023) adalah yang dimaksud hal tersebut kedua kalinya dalam dua pertemuan terakhir. The Fed terakhir kali menaikkan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 25 Juli 2023.
Keputusan menahan suku bunga juga sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar. Chairman Jerome Powell pada saat konferensi pers usai rapat FOMC menjelaskan jika upaya untuk membawa inflasi kembali ke kisaran 2% masih jauh.
Sebagai catatan, inflasi AS mencapai 3,7% (yoy) pada September 2023. Inflasi inti masih bergerak di area tempat 4,1%.
Powell juga mengingatkan jika The Fed belum menyebabkan keputusan apapun terkait suku bunga untuk Desember mendatang. Semua keputusan akan sangat bergantung pada perkembangan data.
“Proses untuk menurunkan inflasi ke kisaran 2% masih sangat berjauhan dari selesai. Kami akan menentukan kebijakan dari pertemuan ke pertemuan,” tutur Powell, dikutip dari CNBC International.
Kendati belum memutuskan apapun, pelaku pasar mengatakan pernyataan Powell tambahan dovish dari sebelumnya sehingga ada prospek suku bunga ditahan pada area 5,25-5,50% hingga akhir tahun.
Peter Cardillo, kepala ekonom market Spartan Capital Securities, juga menilai pernyataan The Fed lebih besar tinggi dovish.
“Pernyataan The Fed saat ini lebih lanjut banyak dovish. Fakta bahwa The fed menahan suku bunga dua kali beruntun mengindikasikan ada kemungkinan The Fed juga akan melakukan hal sebanding dalam area Desember. Jika memang demikian maka siklus kenaikan suku bunga memang sudah berakhir,” ujar Cardillo, kepada CNN Busines.
2. Imbal Hasil US Treasury serta juga Indeks Dolar Melandai
Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun terus melandai hingga ke posisi 4,55% pada Jumat kemarin (3/11/2023) . Posisi hal itu menjadi yang tersebut mana terendah sejak 29 September 2023 sejak Imbal hasil US Treasury sempat melonjak ke 5% pada akhir Oktober yang dimaksud dimaksud menjadi rekor tertingginya dalam 16 tahun terakhir.
Pada saat yang tersebut dimaksud bersamaan, indeks dolar juga turun ke 105,02 kemarin, dari 106,12 pada hari sebelumnya. Imbal hasil US Treasury lalu juga indeks dolar juga turun oleh sebab itu pelaku pasar semakin optimis The Fed akan segera mengakhiri siklus bunga tinggi.
Melandai-nya imbal hasil lalu indeks dolar ini menjadi kabar positif bagi Indonesia lantaran ada kesempatan bagi inflow pada tempat pasar saham, rupiah, kemudian Surat Berharga Negara (SBN).
Dengan imbal hasil yang dimaksud yang disebut lebih besar lanjut rendah maka return berinvestasi di dalam area US Treasury juga akan lebih lanjut tinggi kecil sehingga pemodal sanggup jadi mencari pasar yang mana itu lebih banyak besar menarik seperti Indonesia.
3. Data Tenaga Kerja AS Memburuk
Biro Ketenagakerjaan AS melaporkan data tenaga kerja yang dimaksud dimaksud semakin mendingin, terlihat dari data pekerjaan yang digunakan tercatat pada dalam luar dari sektor pertanian atau non farm payroll per Oktober 2023 sebesar 150.000. Nilai yang dimaksud disebut lebih tinggi tinggi baik dari perkiraan pelaku pasar di tempat area 180.000 serta dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 297.000.
Penurunan jumlah keseluruhan agregat pekerjaan menghasilkan tingkat pengangguran negeri Paman Sam terkerek naik, pada periode Oktober 2023 unemployment rate menjadi 3,9% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,8%.
Sebagai catatan, sektor tenaga kerja AS menjadi sorotan tajam pada Oktober lalu oleh sebab itu demo besar-besaran yang dimaksud dijalankan ribuan pekerja sektor otomotif, hiburan, hingga tenaga kesehatan.
Data Tenaga Kerja AS menyebut sekitar 48.100 pekerja melakukan demo Oktober lalu. Angka hal yang disebut menjadi rekor tertingginya sejak Februari 2004 atau 19 tahun lalu.
4. Kenaikan Suku Bunga BI
Bank Indonesia secara mengejutkan mengerek suku bunga sebesar 25 bps ke 6,00% pada 19 Oktober lalu. Kenaikan itu menjadi yang dimaksud pertama sejak Januari 2023.
Kenaikan suku bunga diimplementasikan untuk menjaga nilai tukar rupiah serta menghasilkan return di area tempat investasi modal Indonesia tambahan menarik.
Sebelum kenaikan suku bunga BI, spread antara suku bunga acuan BI serta suku bunga tertinggi The Fed semata-mata 25 bps.
Selisih yang digunakan dimaksud kecil ini menjadi alasan banyaknya capital outflow.
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan, Jumat (3/11/2023), menegaskan kenaikan suku bunga untuk memperkuat stabilitas nilai tukar dari meningkatnya ketidakpastian global lalu langkah pre-emptif memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor.
” Kebijakan suku bunga itu didukung oleh penguatan stabilisasi nilai rupiah melalui intervensi pasar valas pada pasar spot, juga pembelian surat berharga di area tempat pasar sekunder,” tutur Perry.
Data BI berdasarkan transaksi 23-26 Oktober 2023 menunjukkan pemodal asing sudah mencatat net buy sebesar Rp 1,04 triliun. Hal ini berbanding terbalik dengan pekan-pekan sebelumnya pada tempat mana asing mencatat net sell.
Lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (31/10/2023) juga menunjukkan asing sudah mulai melirik Surat Berharga Negara (SBN).
Hasil penawaran yang digunakan mana masuk, baik dari pemodal lokal lalu juga asing pada lelang sebesar Rp35,87 triliun, dengan nilai serapan dari pemerintah sebesar Rp19,3 triliun. Dari nilai hal itu baik dari penawaran hingga yang digunakan mana terserap berhasil melampaui target indikatif sebesar Rp19 – 28,5 triliun.
Minat asing juga terpantau mulai kembali masuk ke Tanah Air, ditandai dengan penawaran pada lelang SUN kali ini mencapai nilai yang digunakan digunakan tertinggi sejak tiga bulan terakhir, mencapai Rp4,85 triliun, dengan yang mana terserap sebesar Rp3,41 triliun.Kepemilikan asing pada SBN juga mulai menanjak ke 14,71% per 1 November 2023, dari 14,68% per 31 Oktober 2023.
5. Keyakinan Perekonomian Indonesia Tumbuh Positif
Selain itu, keyakinan akan pertumbuhan kegiatan sektor ekonomi Indonesia yang tersebut dimaksud masih tetap positif menjadi penopang rupiah pekan ini.
Sebagai informasi, pada konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan atauKSSK yang digunakan digelar kemarin Jumat (3/11/2023) yang tersebut hal itu mengikutsertakan Menteri Keuangan SriMulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua OJK Mahendra Siregar, hingga Ketua Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa turut meyakini pertumbuhan sektor sektor ekonomi Indonesia hingga kuartal III/2023 akan tetap dalam atas 5%.
Ketua KSSK Sri Mulyani menyampaikan keyakinannya terhadap pertumbuhan sektor sektor ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 masih akan tumbuh di tempat area atas 5%. Dengan demikian, selama 8 bulan berturut-turut sektor kegiatan ekonomi Indonesia akan tumbuh di area area atas 5% menjadi salah satu yang digunakan hal itu tertinggi pada area negara G20.
“Outlook tadi saya sudah sampaikan keseluruhan tahun pertumbuhan terjaga pada tempat 5% atau di dalam area atasnya, kita optimistis juga di area tempat kuartal III,” kata Sri Mulyani saar konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan di tempat area Gedung BI, Jakarta, Jumat (3/11/2023).
Fundamental sektor ekonomi Indonesia juga tercatat cukup baik melihat data inflasi yang tersebut dimaksud masih cukup terkendali meskipun terdapat kenaikan menjadi 2,56% year on year/yoy namun masih dalam rentang target pemerintah juga Bank Indonesia tahun ini pada level 2-4% untuk tahun 2023.
CNBC INDONESIA RESEARCH