kaptenberita.com –
Jakarta – Pasar keuangan Tanah Air seringkali gonjang-ganjing menjauhi pengumuman hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve.
Sebagai diketahui, bank sentral AS sudah mengetatkan kebijakan moneternya sudah sejak Maret 2022 lalu. Pertama kali the Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) dari 0,25% ke 0,50%.
CNBC Indonesia Research mengumpulkan data pergerakan IHSG selama seminggu sebelum lalu sesudah setiap kali The Fed mengumumkan kebijakan menaikkan suku bunga.
Dari data dalam atas terlihat bahwa sejak pertama kali the Fed menaikkan suku bunga, respon IHSG seminggu sebelum pengumuman tambahan besar dominan turun, sementara seminggu setelah pengumuman IHSG akan cenderung membaik.
Koreksi paling parah terjadi pada Mei 2022 lalu, dimana the Fed menaikkan suku bunga 50 basis poin (bps), merupakan kenaikan tertinggi pertama kali sejak dunia dihantam Covid-19.
Bersyukur nya pada waktu itu, Indonesia sedang merayakan hari raya Idul Fitri sehingga market tidaklah secara langsung merespon. Hanya saja, lantaran ada seasonality event ini IHSG sudah terlebih dahulu koreksi hingga tambahan besar dari 4% akibat pelaku pasar menarik dananya untuk kebutuhan lebaran.
Bertepatan dengan perayaan lebaran waktu itu the Fed juga menaikkan suku bunga, kemudian ketika pasar saham kembali buka, IHSG langsung direspon pasar dengan koreksi tercermin dari pergerakan seminggu sesudah pengumuman pada Mei 2022 lalu IHSG anjlok 4,51%.
Kemudian yang tersebut terbaru pada pengumuman the Fed semalam yang syukurnya hasilnya sesuai dengan ekspektasi, yakni masih menahan suku bunga tetap tinggi pada tempat level 5,25% –5,50%.
Sebelum mendapatkan hasil tersebut, pergerakan IHSG selama seminggu lalu terhitung jeblok, merosot lebih tinggi tinggi dari 2%. Selain dipengaruhi antisipasi keputusan the Fed pasar juga menilai bahwa ketidakpastian eksternal yang tersebut yang meningkat.
Kendati demikian, dengan keputusan the Fed yang tersebut dimaksud sudah sesuai ekspektasi pasar saham hari ini, Kamis (2/11/2023) mulai direspon baik oleh baik, tercermin dari penguatan yang digunakan dimaksud terjadi pada sesi pertama hari ini sebesar 1,93% ke posisi 6770,39.
Penguatan hari ini juga disertai nilai transaksi yang dimaksud cukup ramai, pada satu sesi belaka nilai transaksi terpantau sudah mencapai lebih banyak besar dari Rp6 triliun. Tercatat ada 386 saham naik, 147 terkoreksi, sementara sisanya 195 bukan ada perubahan.
Sembilan sektor pada hari ini terpantau menguat, tiga teratas yang tersebut digunakan paling kuat ada sektor real estate, melesat 3,58%, diikuti sektor financials naik 2,70%, kemudian basic materials menguat 1,65%. Sementara, sektor utilities pada sesi I hari ini jadi satu-satunya sektor yang itu masih terkoreksi sebesar -1,03%.
Kendati demikian pelaku pasar tetap perlu mencermati faktor lainnya sebab fluktuasi IHSG tak semata-mata dipengaruhi keputusan The Fed.
Masih ada beberapa faktor eksternal yang mana menyebabkan ketidakpastian seperti perlambatan kegiatan ekonomi global terutama dari China yang mana digunakan sangat mempengaruhi perdagangan RI hingga hambatan perang Israel-Hamas yang tersebut mana eskalasinya masih memanas.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]