Bikin Was-Was! 3 Hal Paling Ditunggu dari Pengumuman The Fed

Bikin Was-Was! 3 Hal Paling Ditunggu dari Pengumuman The Fed

kaptenberita.com –

Jakarta – Pelaku pasar sedang menunggu keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada Kamis (2/11/2023) dini hari. Selain keputusan suku bunganya, pasar juga menunggu update kebijakan The Fed yang digunakan yang disebut akan diambil The Fed ke depannya.

Read More

Pelaku pasar tampak berekspektasi The Fed akan menahan suku bunga pada Kamis dini hari waktu Indonesia setelah menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC). Perangkat FedWatch Tool menunjukkan 97,1% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuan. Proyeksi ini lebih lanjut besar rendah dibandingkan hari sebelumnya yang tersebut mencapai 98,4%.

Chairman The Fed Jerome Powell dalam pidatonya di area tempat acara Economic Outlook di area area Economic Club of New York (ECNY) Luncheon, New York, Kamis (19/10/2023) mengatakan inflasi serta perekonomian masih terlalu tinggi.

Chairman The Fed Jerome Powell mengisyaratkan jika The Fed akan menahan suku bunga acuan pada pertemuan mendatang meskipun tetap menekankan adanya potensi kenaikan pada dalam masa depan jika dunia usaha lalu inflasi AS masih panas.

Pernyataan Powell memang dinilai lebih besar besar dovish tetapi dia tetap menegaskan adanya prospek kenaikan suku bunga pada masa depan jika inflasi AS belum juga bergerak ke arah target The Fed yakni 2%.

“Inflasi terlalu tinggi juga butuh beberapa bulan untuk memproduksi keyakinan bahawa inflasi melandai bergerak sesuai target kami. Kita bukan tahu kapan inflasi akan melandai dalam beberapa kuartal ke depan. Jalan untuk menuju ke sana (inflasi rendah) mungkin akan penuh riak kemudian juga butuh waktu. Namun, kami tetap berkomitmen untuk membawa inflasi ke 2%,” tutur Powell, dalam pidatonya, dikutip dari situs The Fed.

Kendati kebijakan suku bunga mungkin sudah jelas tetapi banyak yang dimaksud mana masih menjadi tanda tanya. Di antaranya adalah kebijakan suku bunga ke depan.

Berikut tiga hal penting yang dimaksud dimaksud dicermati pasar mendekati pengumuman The Fed Kamis dini hari waktu Indonesia:

1. Suku Bunga

Pada saat Federal Open Market Committee (FOMC) menaikkan suku bunga pada bulan Maret 2022, sudah jelas bahwa pemulihan stabilitas nilai tukar memerlukan penghapusan distorsi pasokan juga permintaan terkait pandemi, juga juga kebijakan moneter yang dimaksud digunakan restriktif untuk meredam permintaan yang digunakan digunakan kuat dan juga juga memberi menyediakan waktu untuk mengejar ketinggalan. Kekuatan-kekuatan ini sekarang bekerja sebanding untuk menurunkan inflasi

Setelah mencapai puncaknya pada 7,1% pada bulan Juni 2022, inflasi PCE (pengeluaran konsumsi pribadi) selama 12 bulan lalu pada periode September 2023 berada di dalam area posisi 3,4%.

Inflasi PCE inti, yang mana digunakan tiada menyertakan komponen makanan kemudian energi yang dimaksud mudah berubah, memberikan indikator yang tersebut mana tambahan baik mengenai arah inflasi. Inflasi PCE inti 12 bulan mencapai puncaknya sebesar 5,6% pada bulan Februari 2022 juga sudah turun menjadi sebesar 3,7% pada September 2023.

Kendati bilangan inflasi lebih lanjut tinggi rendah dari tahun lalu, namun inflasi masih terlalu tinggi. The Fed belum dapat mengetahui berapa lama nomor penurunan ini akan bertahan atau pada mana inflasi akan berhenti pada kuartal-kuartal mendatang. Hingga kini, Powell kemudian rekan-rekan bersatu dalam komitmen untuk menurunkan inflasi secara berkelanjutan hingga 2%.

“Saya perkirakan akan ada satu lagi kenaikan. The Fed selalu mengatakan jika kebijakan suku bunga akan selalu berkembang tergantung data. Mereka tak pernah mengatakan jika siklus kenaikan suku bunga sudah berakhir,” tutur mantan anggota The Fed,Roger Ferguson, dikutip dari CNBC International.

2. Pernyataan The Fed
Pernyataan pejabat The Fed juga akan menjadi perhatian besar pasar mengingat kerapnya The Fed memberikan sinyal kebijakan melalui pernyataan mereka. Salah satu pernyataan The Fed pada rapat FOMC Juli adalah kata-kata “tambahan” kenaikan suku bunga jika “diperlukan”.

Jika The Fed menghilangkan kata-kata “tambahan” pada Juli lalu mungkin pasar sudah sangat yakini jika siklus kenaikan suku bunga sudah berakhir. Pelaku pasar pun menunggu apakah The Fed akan menyinggung lagi kata-kata “tambahan”. Kata lain yang dimaksud dimaksud ditunggu pasar adalah ‘highly’ atau ‘sangat’.

Sebagai informasi, Pada Juli lalu, The Fed menekankan kata ‘sangat’ pada perkembangan inflasi. Artinya, inflasi masih menjadi perhatian besar The Fed.

“Jika The Fed menghilangkan kata ‘highly’, ini dapat mengindikasikan jika The Fed sudah tak ada terlalu mengkhawatirkan inflasi. Perubahan kata-kata ini jelas tiada mampu diabaikan,” tuur Ellen Zentner, Kepala Ekonom Morgan Stanley.

3. Konferensi Pers

Selain menyampaikan hasil FOMC, Powell akan melakukan tanya jawab dengan wartawan selama 45 menit.Dalam beberapa kesempatan, Powell kerap menyampaikan pernyataan yang mana mana tidaklah tercantum dalam dalam dokumen saat menggelar konferensi pers.

Pernyataan yang tidaklah ada sanggup ditebak inilah yang dimaksud yang ditunggu pelaku pasar juga biasanya menggerakkan pasar sebab informasi tambahan yang dimaksud digunakan diberikan Powell dapat menjadi pertimbangan lain bagi pelaku pasar untuk mengambil keputusan juga memproyeksi kebijakan The Fed ke depannya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *