kaptenberita.com –
Jakarta – Amerika Serikat miliki bunga utang yang sangat tinggi bahkan melampaui total utang yang dimaksud dimiliki Indonesia. Ini dikarenakan tingginya tingkat imbal hasil US Treasury.
Tingkat imbal US Treasury baik tenor pendek hingga tenor panjang telah lama lama mengalami kenaikan yang digunakan signifikan khususnya dalam dalam tahun 2023. Lonjakan berawal dari kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang tersebut sangat hawkish sejak tahun lalu. Suku bunga AS sudah melonjak 525 bps sejak Maret 2022 hingga sekarang.
Kondisi ini menimbulkan imbal hasil US Treasury tenor 1 tahun sebesar 5,42%, tenor 5 tahun sebesar 4,77%, lalu tenor 30 tahun sebesar 5,02%. Sementara untuk tenor 10 tahun yang dimaksud mana biasanya digunakan sebagai benchmark di area tempat berbagai negara berada di dalam area bilangan bulat 4,85% bahkan sempat berada pada sekitar 5% beberapa waktu lalu yang tersebut merupakan posisi tertinggi sejak 2007 atau 16 tahun terakhir.
Tingginya imbal hasil hal itu berdampak pada tingginya pengeluaran pemerintah AS untuk membayar bunga bersih tersebut. Menurut data akhir dari Departemen Keuangan (Treasury Department), biaya bunga bersih mencapai US$659 miliar (2,5% PDB) pada tahun fiskal 2023. Bila dirupiahkan maka angkanya menembus Rp10.487 triliun dengan kurs Rp15.915/US$.
Beban bunga utang pemerintah AS meningkat sebesar US$184 miliar dari tahun sebelumnya. Menariknya beban bunga utang AS sebesar US$659 miliar atau sekitar Rp10.487 triliun dengan kurs Rp15.915/US$ mampu melunasi seluruh utang pemerintah Indonesia.
Dikutip dari buku APBN KITA (Kinerja lalu juga Fakta) edisi September 2023 untuk periode Agustus 2023, tercatat total utang pemerintah Indonesia sebesar Rp7.870,35 triliun dengan didominasi oleh SBN sebesar Rp6.995 triliun (88,88%) serta juga pinjaman sebesar Rp875 triliun (11,12%).
Dengan melihat perbandingan bunga utang AS serta juga utang total Indonesia maka artinya seluruh utang RI dapat belaka dilunasi AS hanya saja sekadar dari pos pembayaran bunga utang mereka.
Anggaran pembayaran bunga utang RI juga terus melonjak sejalan dengan kenaikan imbal hasil (yield) lalu jumlah keseluruhan agregat utang yang tersebut mana terus naik. Bunga utang yang mana dibayar pemerintah pada 2023 mencapai Rp 437,4 triliun. Angka yang digunakan disebut setara dengan 14% dari APBN. Pembayaran bunga utang juga melonjak 59% dari Rp 275,5 triliun pada 2019 menjadi Rp 437,4 triliun pada 2023.
Lonjakan utamanya disebabkan oleh melambungnya tambahan utang untuk mitigasi pandemi Covid-19. Utang pemerintah melonjak dari kisaran Rp 4.500 triliun pada 2019 menjadi dalam kisaran Rp 7.700an triliun pada saat ini.
