kaptenberita.com –
Jakarta – Arab Saudi berencana untuk memindahkan kantor pusat regional ke Riyadh. Hal ini bertujuan untuk membantu menciptakan lapangan kerja lokal demi rencana diversifikasi sektor dunia usaha yang tersebut mana ambisius lalu seiring dengan meningkatnya persaingan regional.
Arab Saudi akan menerapkan batas waktu pada 1 Januari 2024 yang mana dimaksud mewajibkan perusahaan internasional yang dimaksud dimaksud ingin mendapatkan kontrak pemerintah di area dalam kerajaan hal itu untuk menempatkan kantor pusat regional dia di dalam dalam Riyadh, ungkap menteri keuangan pada hari Rabu.
Berita ini mengejutkan para penanam modal kemudian pekerja ekspatriat, banyak dalam antara dia itu melihat langkah ini sebagai sebuah kemungkinan bagi Dubai, ibu kota komersial Uni Emirat Arab yang mana merupakan rumah bagi kantor pusat regional dengan konsentrasi tertinggi dalam Timur Tengah.
Perusahaan asing selama bertahun-tahun sudah menggunakan negara tetangganya, Uni Emirat Arab, sebagai batu loncatan untuk operasi regional mereka, termasuk Arab Saudi.
Beberapa perusahaan telah dilakukan dijalankan menyampaikan kekhawatirannya mengenai kerangka peraturan, termasuk perpajakan, serta terdapat spekulasi bahwa pemerintah dapat memperpanjang tenggat waktu untuk mengakomodasi keraguan investor.
Faisal Al Ibrahim, Menteri Ekonomi kemudian Perencanaan Saudi, mengatakan kepada CNBC Internasional bahwa rencana hal itu masih berjalan juga juga mengeksplorasi bagaimana kerajaan itu bertujuan untuk menggalang perusahaan asing dengan perubahan tersebut.
Menteri yang digunakan berbicara dari Riyadh pada Future Investment Initiative, sebuah konferensi keuangan juga penyetoran modal tahunan selama tiga hari yang digunakan diselenggarakan oleh Dana Investasi Publik Arab Saudi serta merupakan gagasan dari proyek Visi 2030.
“Ada banyak insentif, manfaat, lalu dukungan yang mana mana selalu berubah, selalu berkembang, yang digunakan juga sedang didiskusikan dengan para pemain ini,” ucap Al Ibrahim. “Jadi bukan sekadar penguatan negatif. Ada banyak penguatan positif juga.”
Visi 2030, sebuah kampanye ambisius yang digunakan itu diluncurkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada tahun 2016, bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja pada tempat sektor swasta serta mendiversifikasi perekonomiannya dari minyak seiring dengan meningkatnya populasi Arab Saudi, tambahan dari 60% dalam antaranya berusia pada dalam bawah 30 tahun. Penggerak markas regional kerajaan adalah bagian dari upaya tersebut.
Perekonomian Arab Saudi diperkirakan akan melambat tajam pada tahun 2023 akibat penurunan produksi juga tarif minyak setelah tahun lalu mengalami tahun yang tersebut digunakan sangat baik, yang dimaksud mana membantu kerajaan itu mencapai surplus fiskal pertamanya dalam hampir satu dekade.
Saat ini negara itu memproyeksikan defisit hingga setidaknya tahun 2026 menurut pernyataan anggaran awal terbaru yang tersebut hal itu dirilis pada bulan September, dikarenakan negara yang mana meningkatkan belanja secara signifikan, namun tetap berhati-hati dalam memperkirakan pendapatan.
Kerajaan Arab Saudi sudah pernah lama menggelontorkan ratusan miliar dolar ke dalam Visi 2030, sebuah strategi besar untuk menghentikan perekonomiannya dari hidrokarbon, yang dimaksud yang disebut dipelopori oleh Dana Investasi Publik, dana kekayaan negara Arab Saudi senilai US$700 miliar.
CNBC Indonesia Research