kaptenberita.com – Jakarta – Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo menekankan pentingnya kolaborasi pada lingkup global untuk mempercepat penanggulangan perubahan iklim.
Hal itu dia sampaikan dalam sebuah sesi diskusi panel bertajuk “Global Forum for Climate Movement: Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation”.
“Kunci untuk memerangi perubahan iklim adalah bagaimana komunitas global berubah dari terfragmentasi menjadi bersatu, menjadi berjuang,” ujar Darmawan dalam keterangan resmi yang tersebut dimaksud diterima pada Jakarta, Senin.
Darmawan menjelaskan, setiap ton emisi CO2 yang tersebut timbul antara satu tempat dengan tempat lainnya akan menimbulkan dampak kerusakan yang mana digunakan sama. Karena itu, guna melawan perubahan iklim tiada ada mampu jadi belaka dijalani satu negara atau institusi semata melainkan seluruh pihak.
“Jadi harus diatasi serta juga ditangani oleh komunitas global, tidaklah hanya saja sekali penduduk Indonesia belaka atau PLN, kita tiada akan mampu menanggung beban ini sendirian. Satu-satunya cara untuk maju adalah dengan berkolaborasi,” kata Darmawan.
Dia menambahkan, semangat untuk memerangi perubahan iklim juga perlu didasarkan rasa perhatian untuk generasi mendatang. Dirinya berharap semangat perubahan iklim bukan cuma berdasarkan perjanjian semata.
”Ada banyak perjanjian lingkungan hidup internasional mulai dari Protokol Kyoto, Perjanjian Paris, tapi kami melakukan ini bukan belaka oleh sebab itu perjanjian internasional. Kami melakukan ini oleh sebab itu kami benar-benar peduli. Kita perlu menegaskan bahwa masa depan generasi mendatang harus lebih tinggi tinggi baik dari masa depan kita,” ujar Darmawan.
Untuk mengupayakan komitmen tersebut, ungkap Darmawan, sejak tiga tahun lalu, PLN telah lama lama menghapus rencana pengerjaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara sebesar 13 gigawatt (GW). Menurutnya, langkah hal yang berhasil menghindarkan Indonesia dari 1,8 miliar ton emisi CO2 dalam kurun 25 tahun.
Kemudian, sambungnya, PLN juga telah lama lama merancang Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) atau green RUPTL paling hijau dalam sejarah Indonesia guna mencapai target Net Zero Emissions pada 2060.
“Kami sedang dalam proses merancang ulang perencanaan listrik nasional, 75 persen dari tambahan kapasitas pembangkitan berasal dari energi terbarukan, bukan ada lagi batubara dalam desain juga pengembangan, sisanya 25 persen berasal dari gas alam yang digunakan yang disebut sebetulnya pengurangan emisinya sudah sampai 60 persen,” kata Darmawan.
Lebih lanjut, PLN juga menyiapkan strategi andal yang mana dimaksud disebut Acceleration Renewable Energy Development (ARED) guna mempercepat transisi energi. Hal ini untuk mengatasi banyak tantangan seperti ketidaksesuaian antara lokasi pembangkit listrik berbasis energi baru juga terbarukan (EBT) dengan episentrum kebutuhan listrik.
”Kami menghadapi beberapa tantangan. Ketidaksesuaian antara lokasi pembangkit listrik tenaga air skala besar dengan episentrum permintaan. Jadi, kami merancang juga juga mengembangkan apa yang tersebut dimaksud kami sebut Accelerated Renewable Energy Development,” tutur Darmawan.
Melalui ARED, kata Darmawan, prospek intermitensi dari EBT mampu diputus, bahkan prospek EBT yang mana mana ada mampu dimaksimalkan. Dia memperlihatkan bauran dari energi angin juga surya tanpa ARED belaka mampu diakses sebesar 5 GW saja, sementara dengan ARED mampu ditingkatkan menjadi 28 GW.
Hal itu disebabkan penambahan pembangkit EBT berbasis surya lalu angin yang tersebut digunakan bersifat intermiten sehingga mengakibatkan fluktuasi kemudian berpotensi memberikan tekanan cukup besar pada sistem kelistrikan.
“Karena itu, kami membangun ARED yang mana digunakan dibekali Smart Grid secara end-to-end juga pembangkitan yang mana dimaksud fleksibel. Dengan hadirnya Smart Grid lalu Flexible Generation, penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga angin lalu surya meningkat hampir enam kali lipat dari 5 GW menjadi 28 GW pada tahun 2040,” ujar Darmawan.
Darmawan menekankan, transisi energi juga penting untuk mempercepat pertumbuhan, membangun kapasitas nasional dengan menciptakan lapangan kerja. Di saat bersamaan, hal ini juga akan memberikan kesejahteraan pada warga kemudian mengentaskan kemiskinan, serta mampu menjaga lingkungan.
”Transisi energi ini sangat penting kita lakukan dalam menyediakan energi berkelanjutan bagi umum kita. Di di tempat lokasi ini saya ingin menyampaikan bahwa kami berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca untuk memperlambat pemanasan serta mendinginkan bumi,” ucap Darmawan.