kaptenberita.com – Masih sedikit orang yang mana tahu pasien kanker payudara harus bolak-balik rumah sakit untuk konsultasi, biopsi hingga kemoterapi sanggup memicu stres. Memang stres dapat memproduksi sel kanker makin ganas ya?
Stres bisa saja memproduksi sel tumor jinak semakin besar lalu kanker payudara semakin cepat menyebar diakui Dokter Bedah Konsultan Onkologi Mandaya Royal Hospital Puri dr. Enos H Siburian, SpB (K) Onk. Menurutnya, stres bisa saja menurunkan kinerja sistem kekebalan tubuh. Apalagi stres juga kerap menyebabkan orang kesulitan tidur.
“Sangat (bisa memproduksi kanker bertambah parah). Dari logika aja, orang yang mana stres satu nggak mampu tidur insomnia, kalau insomnia daya tahan tubuh lemah. Ketika daya tahan tubuh lemah, penyakitnya gampang bertambah parah,” jelas dr. Enos dalam 2nd Anniversary Mandaya Royal Hospital Puri, Sabtu (21/10/2023).
Ia menambahkan, stres juga bisa jadi menghasilkan hormon adrenalin meningkat, yang tersebut hasilnya pembuluh tambahan menyempit lalu terjadilah hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang digunakan bisa jadi mengancam fungsi jantung pada pasien kanker payudara.
“Orang yang digunakan stres bisa jadi meningkatkan adrenalin mempersempit pembuluh darah, hipertensi biasa jadi stroke. Jadi gak boleh stres,” lanjut dr. Enos.
Fenomena pasien kanker payudara mengalami stres diakui langsung Presiden Direktur Mandaya Royal Hospital Puri, dr. Ben Widaja, MBChb (UK) saat meluncurkan Breast Advanced Cancer Center (BRAVE), bahwa beberapa pasien kanker payudara kerap putus asa saat merasa kemoterapi pertama bukan bisa jadi memberikan efek signifikan.
“Dengan agresif (pengobatan kemoterapi) di area awal peluangnya lebih lanjut tinggi. Ini akibat saat kemoterapi pertama gagal, kemoterapi kedua seringnya udahlah nyerah aja. Jadi pada kita itu diusahakan terapi pertama harus berhasil. Kalau pertama berhasil, biaya selanjutnya lebih lanjut hemat serta pasien tambahan semangat oleh sebab itu terasa efeknya,” jelas dr. Ben
Lebih jauh, dr. Ben juga memaparkan, sel kanker seperti di tempat payudara selaiknya sel abnormal yang digunakan tumbuh dengan cepat dan juga agresif. Namun sel kanker ini berbahaya oleh sebab itu merusak lalu memakan sel sehat, sehingga organ tubuh terganggu.
Tapi pada dasarnya sistem kekebalan tubuh bisa jadi melawan sel kanker secara mandiri, tapi saat tubuh stres sistem kekebalan tubuh harus bekerja lebih lanjut keras, untuk melawan sel kanker kemudian stres yang dimaksud bisa saja memicu peradangan sekaligus.
“Kalau sel yang mana kanker berkembang cepat, defense (pertahan tubuh) kita nggak sanggup kalah cepat untuk mempertahankan sel sehat kita melawan kanker. Apalagi kita stres nggak dapat tidur, capek lalu lain-lain, padahal sistem imun kita yang dimaksud harusnya menjadi garda terakhir untuk mencegah kanker berkembang,” pungkas dr. Ben.