kaptenberita.com – Jakarta – Ganjar-Mahfud MD, pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2024 mendatang ziarah ke Makam Proklamator Republik Indonesia, Sukarno. Ziarah yang disebut juga diikuti oleh Ketua PDIP, Megawati Soekarnoputri sekaligus keluarga besarnya. Z
iarah ke Makam Bung Karno dijalani pada Jumat sore, 3 November 2023. Tampak turut dalam kegiatan ini Puan Maharani, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, dan juga Djarot Saiful Hidayat.
Berbeda dengan Makam Bung Karno yang tersebut berlokasi di tempat Blitar, Jawa Timur, Makam Bung Hatta terletak di dalam Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta. Simak sejarah kedua makam bapak proklamator RI berikut.
Makam Bung Karno terletak di dalam Blitar, Jawa Timur
Makam Bung Karno resmi dinamakan Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Ibu Pertiwi, terletak dalam Blitar, Jawa Timur, Indonesia. Tempat ini bukan belaka sekadar pusara, melainkan juga sebuah monumen megah yang dibangun untuk menghormati jasa-jasa besar Sukarno dalam memimpin perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Setelah dinyatakan wafat, Ratna Sari Dewi, istri Sukarno memutuskan untuk memindahkan jenazah Soekarno ke Wisma Yasso. Ini oleh sebab itu Sukarno pernah berpesan kelak apabila wafat, jenazahnya ingin dimakamkan pada daerah Periangan, tepatnya di dalam bawah pohon rindang dengan gemercik air mengalir di area bawahnya. Kemungkinan tempat yang mana dimaksud Sukarno adalah Istana Batu Tulis, Bogor.
Melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres RI) No. 44 1970, Pemerintahan Soeharto memutuskan Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai lokasi pemakaman Sukarno. Pemilihan Blitar sebagai tempat peristirahatan Sukarno oleh Pemerintah Orde Baru dengan alasan bersebelahan dengan makam Ibunda Sukarno.
Sebelumnya, keluarga Bung Karno sempat menolak Soekarno dimakamkan di area Blitar, Jawa Timur. Megawati pada 21 Juni 1970 menyampaikan hal hal tersebut saat sang ayah wafat. Namun, saat masa pemerintahan Presiden Soeharto, Bung Karno diperintahkan dimakamkan di dalam Blitar. Menurut Megawati, keluarga sebenarnya tak setuju, tetapi terpaksa menyetujuinya.
Desain bangunan yang tersebut menjadi makam Bung Karno merujuk pada arsitektur khas Jawa merupakan bangunan joglo yang dikombinasikan dengan atap sisik ikan khas Sunda. Selain makam Bung Karno, terdapat pula makam Ayah serta Ibu Bung Karno.
Dalam komplek makam ini terdapat 3 bagunan, satu merupakan makam dimana tempat para peziarah, selain itu juga terdapat musala di dalam bagian baratnya, serta sebuah bangunan agak lapang. Awalnya, terdapat sekat yang dibuat dari kaca dalam sekeliling tiang penyangga Joglo. Sejak era Gus Dur, kaca penyangga yang dilepas hingga pada saat ini sehingga siapapun dapat langsung berdoa di tempat makam Bung Karno.
Kerabat Bung Hatta, melakukan tabur bunga juga doa bersama memperingati 37 tahun meninggalnya Mohammad Hatta, di dalam TPU Tanah Kusir, Jakarta, 14 Maret 2017. TEMPO/Imam Sukamto
Makam Bung Hatta terletak pada Tanah Kusir, Jakarta
Taman Makam Proklamator Bung Hatta terletak dalam TPU Tanah Kusir Bintaro Raya Dengan Alamat JL. Bintaro Raya No. 1 Komplek Makam Proklamator RI Muhammad Hatta Jakarta Selatan. Dalam wasiatnya, Bung Hatta menyampaikan apabila kelak meninggal dunia, ia ingin dimakamkan dalam tempat pemakaman biasa.
Bung Hatta menolak dikebumikan di dalam Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata. Hal ini menjadi bukti hingga akhir hayatnya, Bung Hatta berusaha membaur dengan rakyat. Sesuai permintaannya, Bung Hatta akhirnya dimakamkan di tempat Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta.
Selain Bung Hatta, beberapa tokoh nasional dimakamkan di tempat TPU Tanah Kusir. Terdapat makam sastrawan dan juga ulama Buya Hamka, Letnan Jenderal KKO Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta pada 1966. Juga, AR Baswedan, kakek Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tersebut juga Pahlawan Nasional Indonesia dimakamkan dalam tempat pemakaman umum tersebut.
Saat berziarah ke makam Bung Hatta, pengunjung akan diperlihatkan sejarah Bung Hatta melalui banyak relief yang dimaksud terpasang di tempat dinding kiri setelah pintu masuk utama area makam Bung Hatta. Relief yang mengisahkan masa kecil lalu remaja Bung Hatta di tempat ranah Minang, masa mahasiswa di dalam negeri Belanda, saat proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, saat penyerahan kedaulatan pemerintahan Belanda kepada Indonesia hingga masa kegiatan sebagai Wakil Presiden lalu di area saat menerima Bintang Republik Indonesia.
MUTIARA ROUDHATUL JANNAH | YOLANDA AGNE I RISMA DAMAYANTI