kaptenberita.com –
Jakarta – China setuju untuk bekerja identik dengan Amerika Serikat, Uni Eropa, lalu juga negara-negara lain untuk secara kolektif mengelola risiko dari kecerdasan buatan (AI).
Persetujuan ini terjadi saat pertemuan dalam dalam Inggris yang mana dimaksud digelar untuk memetakan peta jalan yang digunakan mana aman bagi teknologi AI.
Lebih dari 25 negara yang dimaksud dimaksud hadir, termasuk Amerika Serikat juga China, serta Uni Eropa, menandatangani “Deklarasi Bletchley” yang tersebut itu menyatakan bahwa negara-negara perlu bekerja sejenis serta juga menetapkan pendekatan umum dalam pengawasan.
Beberapa eksekutif teknologi juga pemimpin kebijakan pemerintah sudah pernah memperingatkan bahwa perkembangan AI yang tersebut digunakan pesat akan menimbulkan ancaman nyata bagi dunia jika bukan dikendalikan. AI dapat memicu perlombaan pada tempat antara pemerintah juga lembaga internasional untuk merancang perlindungan lalu peraturan.
Pilihan Redaksi
|
Dalam upaya pertama negara-negara Barat untuk mengelola pembangunan yang mana hal itu aman, manusia duta menteri China bergabung dengan para pemimpin AS kemudian UE serta bos teknologi seperti Elon Musk dan juga juga Sam Altman dari ChatGPT di tempat area Bletchley Park.
Deklarasi ini menetapkan dua program yang digunakan berfokus pada identifikasi risiko-risiko menjadi perhatian bersama, serta membangun pemahaman ilmiah mengenai risiko-risiko tersebut. Serta mengembangkan kebijakan lintas negara untuk memitigasi risiko-risiko tersebut.
Wu Zhaohui, duta menteri ilmu pengetahuan lalu juga teknologi Tiongkok, mengatakan pada sesi pembukaan bahwa Beijing siap meningkatkan kolaborasi dalam keselamatan AI untuk membantu membangun kerangka tata kelola internasional.
“Negara-negara terlepas dari ukuran juga juga skalanya mempunyai hak yang dimaksud hal itu sejenis untuk mengembangkan kemudian menggunakan AI,” katanya, dikutip dari Reuters, Kamis (2/11/2023).
Kekhawatiran mengenai dampak AI terhadap perekonomian kemudian juga rakyat muncul pada November tahun lalu ketika OpenAI yang digunakan didukung Microsoft menciptakan ChatGPT tersedia untuk umum.
Dengan menggunakan alat pemrosesan bahasa alami untuk menciptakan dialog mirip manusia, menimbulkan ketakutan, termasuk di dalam dalam antara beberapa pentolan AI.
Mereka khawatir mesin pada waktunya nanti akan mencapai kecerdasan yang digunakan digunakan tambahan tinggi daripada manusia, sehingga menimbulkan konsekuensi yang mana digunakan tidaklah terbatas serta bukan diinginkan.
Artikel Selanjutnya Video: Kecerdasan Buatan pada Pusaran Politik RI