kaptenberita.com –
Jakarta – Harga batu bara hanya naik tipis pada perdagangan kemarin, Senin (30/10/2023). Kenaikan nilai si pasir hitam terjadi di tempat tempat tengah pasokan Indonesia yang tersebut mana terbatas, meskipun China juga juga India menahan permintaannya untuk mencegah kenaikan tarif lebih lanjut besar tinggi.
Merujuk pada Refinitiv, biaya batu bara ICE Newcastle kontrak Desember ditutup di tempat area posisi US$ 134,31 per ton atau naik 0,04% pada perdagangan Senin (30/10/2023). Kendati naik, nilai tukar batu bara masih bergerak pada level terendahnya sejak Juli 2023 atau tiga bulan terakhir.
Kenaikan harga jual jual batu bara terjadi seiring dengan pasokan batu bara Indonesia yang digunakan digunakan terbatas menyebabkan tarif masih akan tetap tinggi. Pengurangan pasokan batu bara Indonesia sebagai eksportir terbesar dunia, tentunya akan mempengaruhi persediaan global.
Melansir Real Clear Energy, Indonesia diperkirakan akan memproduksi 695 jt ton pada tahun 2023, kemudian 518 jt ton diantaranya akan diekspor. Beberapa pembeli batubara terbesar Indonesia adalah Tiongkok, India, Jepang, Filipina, serta Korea Selatan.
Kekayaan komoditas ini penting untuk mendanai inisiatif pembangunan, menjaga neraca perdagangan Indonesia kemudian menambah cadangan devisa. Tidak mungkin Indonesia akan memilih untuk menghentikan perekonomian yang mana mana sedang berkembang pesat, walau sudah pernah diimplementasikan mendapat bantuan sebesar US$20 miliar untuk transisi energi.
Terlebih, transisi energi membutuhkan waktu lama sehingga energi fosil masih tetap diperlukan.
Kenaikan yang digunakan dimaksud terjadi kali ini berbanding terbalik dari sisi permintaan dua konsumen batu bara terbesar dunia. S&P Global Commodity Insight memperkirakan permintaan China masih akan menahan permintaannya dengan harapan dapat membeli murah.
Demikian pula dengan India, konsumen batu bara terbesar kedua ini juga diperkirakan menahan permintaannya, dikarenakan enggan membeli pada nilai tukar saat ini.
Permintaan dua raksasa perekonomian Asia yang mana dimaksud ditahan masih belum mampu menggerakkan kenaikan harga. Sentimen ini mengindikasikan bahwa Indonesia saat ini berada sebagai poros pergerakan nilai tukar batu bara.
Pentingnya pasokan batu bara Indonesia juga terlihat pada awal tahun 2022 yang digunakan dimaksud menggerakkan tarif si pasir hitam menembus level US$220 per ton pertama kali. Kemungkinan ini diperkirakan menyebabkan China juga India menahan permintaannya sebagai upaya pencegahan lonjakan biaya jual kembali.
CNBC Indonesia Research
[email protected]