kaptenberita.com –
- PT Industri Farmasi serta Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO) kehilangan nilainya lebih tinggi tinggi dari Rp 15 triliun dari titik tertingginya.
- Penurunan nilai saham diikuti oleh penurunan laba bersih SIDO kuartal-III 2023 yang digunakan digunakan terendah dalam 5 tahun.
- SIDO memiliki valuasi premium lantaran konsistensi pertumbuhan, margin yang mana tebal, serta hasil yang dimaksud yang disebut memiliki moat harus mendapat hukuman pasar akibat kinerja yang dimaksud dimaksud terus terkoreksi.
Jakarta – PT Industri Farmasi serta Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO) catatkan kinerja terburuknya pada kuartal-III 2023 dalam 5 tahun terakhir atau sejak 2018. Penurunan laba bersih produsen jamu komersil ‘Tolak Angin’ memaksa pasar untuk menyisakan nilainya belaka separuh dari titik tertingginya.
Kapitalisasi pasar SIDO sempat menyentuh All Time High senilai Rp 32,1 triliun pada Maret 2022. Seiring kinerja yang digunakan semakin terpuruk pada tahun ini, pasar menilai perusahaan ini kurang dari separuhnya, menyisakan market cap Rp 15,3 triliun per penutupan perdagangan hari Selasa (31/10).
Penurunan menjadikan pemodal yang mana membeli saham SIDO pada titik tertingginya, harus merasakan floating loss 52,3%. Pembeli saham SIDO akan melihat portofolionya merah berdarah atau jika menjualnya saat ini akan kehilangan tambahan dari setengah asetnya.
Penyebab ambruknya nilai tukar saham SIDO utamanya disebabkan oleh 2 faktor yaitu tren kenaikan kinerja bottom line atau laba bersihnya yang digunakan dimaksud terpatahkan hingga valuasinya yang mana mana telah terjadi terjadi terlalu mahal.
Laba bersih SIDO jatuh 49,8% menjadi Rp 138 miliar pada kuartal-III 2023 secara tahunan (year on year/yoy). Penurunan ini menjadikan laba bersih kuartalan terendah dalam 21 kuartal terakhir atau sejak kuartal-II 2018.
Faktor utama penurunan laba bersih disebabkan oleh sisi top line atau pendapatan SIDO yang mana terendah sejak kuartal-II 2019. Penurunan terlihat dari segmen dengan kontributor terbesar yaitu jamu herbal juga suplemen yang mana turun 12,1% menjadi Rp 1,4 triliun dalam tiga kuartal. Selain itu, segmen makanan serta minuman turun tipis 2,6% menjadi Rp 820 miliar.
Permasalahan yang hal tersebut dialami oleh SIDO juga disebabkan oleh perseroan yang tersebut digunakan tak mampu menekan beban iklan kemudian penawaran sebagai penunjang industri konsumsi (FMCG). Beban ini mencatatkan kenaikan yang tersebut digunakan semakin menggerus dari pendapatan yang dimaksud yang diperoleh.
Menilik lebih banyak lanjut dalam, kenaikan beban iklan juga penawaran bukan mampu diimbangi oleh peningkatan pendapatan seiring bertambahnya produk-produk baru. Sejak 2020, data hasil public expose menunjukkan SIDO telah dilakukan lama menambah setidaknya 33 barang baru dengan rincian 17 komoditas diluncurkan pada 2020 juga 16 produk-produk diluncurkan pada 2021.
Persoalan ini mengindikasikan bahwa SIDO belum menunjukkan peningkatan pendapatan signifikan serta biaya pemasaran yang dimaksud masih relatif masih tambahan tinggi. Hal ini memungkinkan bahwa perusahaan kesulitan dalam memasarkan komoditas barunya hingga mampu diterima pasar.
Permasalahan juga terlihat dari mata uang rupiah yang yang menunjukkan pelemahan melawan dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan mata uang ini cukup berisiko untuk SIDO, sebab terdapat 20% barang-barang komoditas yang mana digunakan terdampak tak langsung akibat kenaikan dolar Amerika Serikat.
Valuasi
Sido Muncul dikenal sebagai value stock dalam beberapa tahun terakhir. Namun, anjloknya kinerja pada 2023 menyebabkan pasar harus menilai ulang perusahaan ini. SIDO mampu menghasilkan laba dengan efisien serta mengelola modalnya dengan efektif dibandingkan kompetitornya.
Hal ini disebabkan oleh SIDO miliki karakteristik sebagai perusahaan dengan moat atau keunggulan kompetitif yang digunakan baik, mengingat bukan banyak perusahaan yang tersebut dimaksud berkecimpung di dalam area industri obat herbal kemudian jamu yang hal itu dikomersialisasi.
Keunggulan SIDO menjadikannya memiliki margin tebal serta mampu mengatur bebannya untuk memberikan pertumbuhan bottom line yang tersebut yang disebut konsisten. SIDO sudah meningkatkan laba bersih selama 9 tahun beruntun dalam periode 2012-2021, namun laba SIDO tergerus pada tahun selanjutnya. Alhasil, pasar harus menghukum saham SIDO dengan penurunan biaya signifikan.
SIDO Layak Investasi?
Kinerja buruk yang mana dicatatkan oleh PT Industri Farmasi serta Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO) pada kuartal-III 2023, dengan penurunan laba bersih sebesar 49,8%, tampaknya SIDO menghadapi tantangan yang digunakan mana signifikan.
Penyebab utama dari penurunan hal yang adalah penurunan pendapatan dari segmen utamanya, yaitu jamu herbal dan juga juga suplemen, serta kendala dalam mengendalikan beban iklan kemudian penawaran yang digunakan dimaksud semakin meningkat.
Meskipun SIDO miliki keunggulan kompetitif pada area industri obat herbal serta jamu komersial, penurunan kinerja ini mengindikasikan kesulitan dalam memasarkan produk-produk baru. Faktor eksternal, seperti pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, juga dapat berdampak negatif pada perusahaan.
SIDO yang tersebut mana pernah dikenal sebagai value stock yang mana yang mampu menghasilkan laba dengan efisien, situasi saat ini menimbulkan keraguan tentang prospek jangka panjangnya. Oleh sebab itu, konstruksi kegiatan ekonomi dalam SIDO saat ini mungkin miliki risiko yang mana dimaksud tinggi, lalu calon penanam modal sebaiknya melakukan penelitian yang digunakan cermat serta riset mendalam sebelum memutuskan pembelian.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]