Jemaah Kerap Alami Masalah Kesehatan Saat Haji, Ini Pentingnya Optimalisasi Tenaga Medis di tempat Tanah Suci

Jemaah Kerap Alami Masalah Kesehatan Saat Haji, Ini Pentingnya Optimalisasi Tenaga Medis di dalam tempat Tanah Suci

kaptenberita.com – Indonesia merupakan negara dengan kuota haji terbanyak di area dunia pada 2023. Bahkan, kuota jemaah haji dari Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

Pada tahun ini, Indonesia mendapat tambahan 8.000 kuota haji dari Pemerintah Arab Saudi sehingga total kuota Indonesia menjadi 221.000 orang. Dengan jumlah agregat yang tersebut tertinggi, jemaah haji indonesia hingga saat ini mengalami berbagai tantangan dalam menghadapi kondisi selama ibadah haji dalam tanah suci. 

Read More

Beberapa dalam antaranya seperti terjadinya kelelahan, kelemahan otot, intoleransi aktivitas, menurunnya fungsi kognitif, gangguan fungsi kardiovaskular, gangguan nyeri, sesak napas, serta terjadi ketidakmampuan pembersihan jalan napas. Kondisi ini menyebabkan berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan ibadah haji.

Ilustrasi haji (Unsplash)
Ilustrasi haji (Unsplash)

Seperti diketahui, jemaah haji yang mana mengalami kesakitan akan terhambat dalam mencapai fase puncak haji. Selain itu tingginya bilangan jemaah haji Indonesia yang digunakan dirawat baik di dalam klinik kesehatan haji indonesia maupun di area rumah sakit arab saudi, menyebabkan permasalahan dalam pemulangan jemaah haji ke tanah air.

“Bagian penting dalam tata kelola/organisasi penyelenggaraan ibadah haji adalah petugas haji, termasuk tim medis (dokter kemudian dokter gigi). Kehadiran tenaga medis menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada jemaah haji Indonesia, sejak masa tunggu pada tanah air, masa keberangkatan di tempat embarkasi, saat dalam perjalanan, saat penyelenggaraan ibadah haji di dalam tanah suci, dan juga saat masa kepulangan ke tanah air,” ujar Ketua PP PERDOSRI Dr. Rumaisah Hasan, Sp.K.F.R., N.M. (K), AIFO-K.

Untuk itu, optimalisasi fungsi dokter haji harus terintegrasi dalam memberikan layanan, oleh sebab itu yang tersebut dibutuhkan oleh jemaah haji selain aspek ibadah, juga adalah aspek kesehatan kemudian kebugaran. Dokter kemudian dokter gigi perlu mengikuti perkembangan sistem penyelenggaraan ibadah haji agar pelaksanaannya dapat dilaksanakan dengan profesional sejalan dengan regulasi dari pemerintah Republik Indonesia. 

Oleh dikarenakan itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan juga Rehabilitasi Indonesia (PERDOSRI) menggelar workshop haji dengan tema “Up-Grading Tingkat  Nasional Penguatan Kompetensi Tenaga Medis dalam Bimbingan Manasik di area PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus) serta PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah)”. Workshop menjadi bagian dari upaya PERDOSRI melakukan update keilmuan bagi para dokter.

“Workshop ini diadakan sebagai salah satu upaya pengembangan ilmu kedokteran, terutama dalam ibadah haji, dimana diperlukan suatu asesmen, penentuan permasalahan jemaah haji dari sebelum, selama, dan juga sesudah penyelenggaraan ibadah haji,” Rumaisah Hasan. 

Sehingga dapat mempersiapkan calon jemaah haji yang miliki kapasitas fungsional yang digunakan optimal, sehingga jemaah haji dapat mencapai istitaah kesehatan kemudian mampu laksana melewati seluruh rangkaian etape ibadah haji. 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *