Cirebon –
Sejumlah mantan narapidana teroris (napiter) dalam Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengajak masyarakat lebih bijak menyikapi konflik Israel-Palestina dengan tiada melakukan tindakan yang tersebut digunakan dapat memperkeruh suasana.
"Pemerintah Indonesia mendukung (perjuangan) Palestina. Jadi kita jangan gegabah, kita cukup berdoa, galang dana atau lakukan apa yang dimaksud kita bisa," kata salah satu mantan napiter Dodi Suridi (29) pada Cirebon, Jumat (3/11) malam.
Dodi menilai untuk menyalurkan rasa solidaritas terhadap rakyat Palestina bisa diimplementasikan melalui cara damai serta sederhana dengan mendoakan keselamatan mereka.
Jangan sampai, kata dia, dukungan itu disalurkan dengan cara negatif, seperti melakukan aksi provokasi yang dapat mengganggu keamanan serta ketertiban masyarakat.
"Palestina sendiri mengeluarkan permohonan, salah satunya doa. Ini yang tersebut digunakan paling penting. Jangan sampai tinggalkan. Itu dapat kita lakukan," ujarnya.
Dodi sependapat dengan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang sudah menerapkan langkah guna mengantisipasi adanya efek global seperti perang Israel-Palestina.
Ia merasa bahwa langkah itu sudah tepat karena sanggup mencegah adanya tindakan kejahatan tertentu.
"Maka atas dasar itulah, ketika Kapolri mengatakan konflik yang digunakan mana ada dalam dalam Israel juga Palestina sanggup belaka memicu sel-sel tidur teroris itu memang benar serta pada dalam di lokasi ini polisi harus waspada," tuturnya.
Eks pelaku teror kasus bom Thamrin Jakarta itu menyampaikan bahwa konflik yang digunakan saat ini terjadi sangat rentan dimanfaatkan kelompok tertentu untuk melakukan provokasi atau tindakan yang digunakan dapat mengganggu keamanan.
"Ada beberapa kawan kami ketika mendengar isu tadi mengekspresikan dengan cara-cara yang salah. Bikin rencana untuk berangkat. Ketika berangkat pasti mentok karena tak bisa. Saat itulah timbul permasalahan. Kalau pemikiran saya dulu daripada jihad di tempat tempat sana dihalang-halangi, kita buat aksi di tempat tempat sini," jelasnya.
Berkaca pada pengalaman buruknya, Dodi mengingatkan agar semua pihak tetap menjaga suasana kondusif kemudian menyalurkan dukungan terhadap Palestina secara damai.
"Memang ini kalau bukan orang yang itu pernah berpikiran atau pernah menjadi teroris ini tiada akan faham. Bagi kami itu benar. Kita jangan menyebabkan kerusuhan atau memperkeruh suasana dengan melakukan aksi provokasi. Kita lakukan yang mana digunakan sanggup dilakukan," tuturnya.
Hal senada disampaikan mantan napiter dalam Cirebon Yusuf Firdaus (53). Eks anggota jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) itu mengatakan dukungan untuk rakyat Palestina harus dijalani secara damai tanpa memuat unsur provokasi.
"Jangan sampai dukungan yang tersebut kita ungkapkan justru dapat memecah belah umat dengan cara mengekspresikan secara berlebihan," katanya.
Ia menambahkan bahwa langkah kepolisian untuk mengantisipasi meningkatnya eskalasi tantangan global itu sudah tepat.