Minum Es Jadi Penyebab Utama Anak Sering Batuk Pilek? Dokter Ungkap Fakta Sebenarnya

Minum Es Jadi Penyebab Utama Anak Sering Batuk Pilek? Dokter Ungkap Fakta Sebenarnya

kaptenberita.com – Demam serta batuk pilek termasuk salah satu penyakit yang mana kerap dialami anak. Saat kondisi seperti itu, ada anekdot pada rakyat Indonesia yang kerap menyalahkan minuman dingin atau es yang digunakan dikonsumsi anak jadi biyang kerok penyebab sakit tersebut.

Tetapi apa iya minum es terlalu sering sanggup menyebabkan batuk? Dokter Spesialis Anak, Ahli Respirologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A(K)., mengatakan bahwa anggapan seperti itu tidaklah sepenuhnya benar.

Batuk pilek yang tersebut dialami anak itu sebenarnya bisa saja jadi tanda adanya infeksi saluran napas akut (ISPA). Mengonsumsi ea terlalu banyak sebenarnya bukan jadi faktor utama penyakit tersebut.

“Es sering disalahkan jadi penyebab ISPA, itu benar tiada sih? sebenarnya gak langsung benar. Anak dapat sakit, dikarenakan ada faktor anak memang daya tahan tubuh gak bagus, kemudian virusnya cukup berat, bisa saja sebabkan infeksi peradangan juga lain-lain,” jelas dokter Madeleine kepada wartawan di dalam kantor Kemen PPPA, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ilustrasi Minuman Dingin. (Pixabay.com)
Ilustrasi Minuman Dingin / minum es. (Pixabay.com)

Secara medis, terlalu banyak konsumsi ea yang disebut bisa saja jadi menganggu mekanisme pembersihan secara alami pada dalam tubuh. Dokter Madeleine menjelaskan bahwa saluran napas manusia miliki mekanisme pertahanan sendiri untuk diimplementasikan pembersihan menggunakan silia atau lendir.

“Kalau terlalu banyak makan es dapat menyebabkan pembuluh darah ke sana jadi menyempit, kemudian pembersihan jalan napas jadi gak bagus, lendir jadi banyak. Itu mungkin akan lebih tinggi gampang kalau ada kuman, virus masuk sebabkan peradangan. Tapi secara gak langsung,” ucapnya.

Pada dasarnya, kata dokter Madeleine, penyebab anak sakit dapat dikarenakan berbagai faktor. Mulai dari kondisi kesehatan anak, lingkungannya, juga faktor keganasan kuman, virus, maupun bakteri yang mana menginfeksinya.

ISPA merupakan infeksi saluran napas akut yang dimaksud terjadi kurang dari 7-14 hari. Sejumlah penelitian terkait ISPA menyebutkan bahwa anak kurang dari 5 tahun bisa jadi alami eposode ISPA sebanyak 7-9 kali pertahun. Ancaman yang sanggup makin sering bila anak tinggal dalam daerah perkotaan dengan kondusi polusi udara, lanjut dokter Madeleine.

Data Ikatan dokter Anak Indonesia (IDAI) periode 2019-2021 tercatat kalau kasus ISPA palinh tinggi biasanya terjadi pada bulan April, Juli, Agustus, serta September.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *