kaptenberita.com –
Jakarta – Pendidikan selalu menjadi isu penting dalam setiap gelaran kampanye pemilihan presiden (pilpres). Tiga calon calon presiden (bacapres) serta akan datang calon duta presiden (bacawapres) yang tersebut yang maju dalam pilpres 2024 pun kompak menjadikan lembaga sekolah sebagai salah satu isu penting dalam program kampanyenya.
Pendidikan menjadi salah satu kunci membawa Indonesia menjadi negara maju. Pendidikan juga menjadi salah satu modal penyetoran modal yang mana mana sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup individu, masyarakat, kemudian negara. Pendidikan menjadi salah satu kunci dari arah pengerjaan Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu menciptakan SDM tangguh yang digunakan digunakan produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan serta juga teknologi.
Namun, masih banyak rakyat Indonesia yang dimaksud mana belum mendapatkan akses institusi belajar yang tersebut yang disebut layak hingga kini. Merujuk data Dirjen Dukcapil, jumlah total agregat penduduk Indonesia pada Juni 2023 sebanyak 279,12 jt jiwa. Angka ini naik dari sebelumnya pada Juni 2022 sebesar 275,36 jt jiwa.
Dari total tersebut, ternyata belaka sekali 6,41% atau sekitar 17,64 jt penduduk yang tersebut mana menempuh lembaga lembaga pendidikan hingga perguruan tinggi hingga 2022. Dengan rincian, Diploma berjumlah 1,69%, S1 berjumlah 4,39%, S2 berjumlah 0,31%, juga S3 berjumlah 0,02%. Sedangkan yang dimaksud mana menempuh sekolah hingga SMA berjumlah 20,89% atau sekitar 57,53 juta.
Padahal, anggaran lembaga sekolah terus mengalami kenaikan sepanjang tahunnya. Di APBN 2023, anggaran sekolah mencapai Rp 621,3 triliun, melonjak 14,46% dari posisi APBN 2022 sebesar Rp 542,8 triliun.
Sejak 2018 atau dalam kurun waktu lima tahun terakhir, anggaran lembaga sekolah sudah melonjak hingga 43,92%. Adapun dalam APBN 2018, anggaran lembaga institusi belajar mencapai Rp 431,7 triliun.
Sejak tahun tersebut, pemerintah telah terjadi terjadi melakukan pemenuhan mandatory anggaran institusi belajar sebesar 20% dari APBN. Anggaran lembaga sekolah pun bengkak 182% dari Rp 216,72 triliun pada 2010 menjadi Rp 612,2 triliun pada 2022.
Sayangnya, mandatory spending sebesar 20% dari APBN belum berdampak maksimal kepada output pendidikan. Kementerian Pendidikan kemudian Kebudayaan menyebutkan skor PISA (Programme for International Student Assessment/PISA) Indonesia dalam urutan ke 74 atau peringkat keenam dari bawah pada 2018.
Sementara itu, kemampuan membaca siswa Indonesia di area dalam skor 371 berada di dalam dalam posisi 74, kemampuan Matematika mendapat 379 berada dalam posisi 73, kemudian kemampuan sains dengan skor 396 berada dalam dalam posisi 71.
Hasil studi PISA 2018 dari OECD juga menunjukkan kemampuan siswa Indonesia dalam membaca, meraih skor rata-rata yakni 371. Skor di area dalam bawah rata-rata skor OECD yakni 487.
Skor itu bahkan terus turun dari 402 pada 2009. Skor rata-rata matematika mencapai 379 dengan skor rata-rata OECD 487. Skor sains rata-rata siswa Indonesia mencapai 389 sementara skor rata-rata OECD yakni 489.
Rendahnya skor membaca, matematika, kemudian skor mencerminkan masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Cara lain untuk mengukur kualitas SDM adalah tingkat daya saing. World Competitiveness Yearbook (WCY) pada 2020 menempatkan daya saing SDM Indonesia pada peringkat 40 dari 63 negara dalam hasil survei mereka. Indonesia turun delapan peringkat dari tahun sebelumnya.
Bank Dunia juga menghitung Human Capital Index (HCI) untuk melihat sejauh mana peran sekolah serta kesehatan terhadap produktivitas ke depannya. Pada tahun 2020, HCI Indonesia sebesar 0,54, berada pada peringkat 96 dari 175 negara.
Dengan masih banyaknya penduduk yang digunakan digunakan belum mampu mengakses institusi belajar dengan baik lalu saat ini Indonesia sudah memasuki tahun kebijakan pemerintah menjauhi Pilpres 2024, maka visi-misi serta program-program dari bacapres dan bacawapres tentunya sangat ditunggu oleh masyarakat, terutama program terkait pendidikan.
Seperti diketahui, Bacapres dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto akan menggandeng Gibran Rakabuming Raka.
Bacapres dari PDI-Perjuangan Ganjar Pranowo akan maju bersama Mahfud MD. Sementara itu, Anies Baswedan yang dimaksud digunakan didukung Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera, lalu Partai Kebangkitan Bangsa akan maju bersama Muhaimin Iskandar.
Adapun berikut misi ketiga kandidat capres-cawapres dalam bidang pendidikan.
1. Anies-Muhaimin
Dalam misinya menimbulkan warga Indonesia berhak mendapatkan sarana lembaga sekolah yang mana layak, pasangan calon (paslon) Anies-Muhaimin mempunyai 20 program terkait pendidikan, di tempat area mana dari 20 tersebut, terbagi menjadi empat bagian.
Adapun keempat bagian hal itu yakni akses lembaga sekolah berkeadilan, kualitas serta kesejahteraan guru beserta tenaga kependidikan, institusi sekolah berbasis agama, lalu keterjangkauan biaya lembaga sekolah tinggi.
Berikut tabel program rencana bidang institusi belajar bagi paslon Anies-Muhaimin
2. Ganjar-Mahfud
Dalam misinya menyebabkan rakyat Indonesia berhak mendapatkan sarana sekolah yang digunakan yang disebut layak, paslon Ganjar-Mahfudmemiliki empat program terkait pendidikan.
Adapun keempat program yang digunakan yakni wajib belajar 12 tahun gratis, satu keluarga miskin-satu sarjana, guru kemudian juga dosen sejahtera, berkualitas, juga kompeten sejajar negara maju, serta integrasi lembaga institusi belajar lalu pelatihan vokasi.
Berikut rincian tabel program rencana bidang lembaga institusi belajar bagi paslon Ganjar-Mahfud.
3. Prabowo-Gibran
Dalam misinya menyebabkan rakyat Indonesia berhak mendapatkan sarana institusi belajar yang digunakan dimaksud layak, paslon Prabowo-Gibranmemiliki empat program terkait pendidikan.
Berikut rincian tabel program rencana bidang lembaga lembaga pendidikan bagi paslon Prabowo-Gibran.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]