Pabrikan Otomotif Mulai Khawatir Soal Keberlanjutan Mobil Listrik, Toyota Tersenyum…

Pabrikan Otomotif Mulai Khawatir Soal Keberlanjutan Mobil Listrik, Toyota Tersenyum…

kaptenberita.com – Penjualan mobil listrik yang tak sesuai harapan rupanya mulai memproduksi beberapa orang pabrikan otomotif besar mulai mengeluh.

Dengan jumlah keseluruhan pembangunan ekonomi yang dimaksud tak sedikit untuk mobil listrik, beberapa pabrikan otomotif bahkan mulai khawatir perusahaan mobil listrik tak akan panjang layaknya mobil bensin.

Read More

“Saat kita melangkah terpencil untuk perubahan ke mobil listrik, ternyata pada saat ini ada banyak kendala,” kata CEO General Motors (GM) Mary Barra, dikutip dari Autoblog, Rabu (1/11/2023).

GM diketahui telah dilakukan menggelontorkan dana yang digunakan sangat besar hingga mencapai 27 miliar dolar AS atau setara Rp378 triliun. Dari penanaman modal itu GM sudah pernah mempunyai banyak mobil listrik.

Masalahnya sekarang penjualannya justru melemah. Produksi bahkan berkurang akibat permintaan juga tidak ada besar.

Hal serupa juga disampaikan CFO Mercedes-Benz Harald Wilhelm. Dia mengatakan saat ini sangat susah jual mobil listrik. Bahkan dia sampai harus memberikan diskon agar mobil listrik tetap terjual.

“Ini kenyataan yang digunakan brutal. Saya tidaklah dapat membayangkan kondisi berkelanjutan yang digunakan diinginkan semua orang ini terus berlanjut ke depan seperti sekarang,” keluhnya.

Sementara itu Presiden Toyota Akio Toyoda, mengatakan lambatnya transaksi jual beli membuktikan penolakan terhadap kendaraan listrik.

Menurut Toyoda, melambatnya pertumbuhan di tempat Amerika Serikat sebagai bukti bahwa keengganan Toyota terhadap kendaraan listrik adalah benar.

“Ada banyak cara untuk mendaki gunung untuk mencapai netralitas karbon,” kata Akio Toyoda, dikutip dari Carscoops.

Meski pertumbuhan jualan kendaraan listrik melambat, namun pasarnya masih terus berkembang. Berdasarkan laporan The Wall Street Journal, perdagangan global kendaraan listrik tumbuh sebesar 63 persen pada tahun 2022, serta sudah pernah melambat menjadi 49 persen pada tahun 2023.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *