kaptenberita.com –
Jakarta – Keamanan siber saat ini masih menjadi salah satu tantangan yang tersebut tengah dihadapi berbagai sektor industri dalam tempat dunia, khususnya Indonesia. Apalagi kondisi pertahanan siber Indonesia masih terbilang memprihatinkan jika dibandingkan dengan rata-rata global.
Melihat hal itu, SIEM Product Manager Multipolar Technology, Ignasius Oky, mengatakan, penguatan sumber daya manusia sangat penting dalam meningkatkan keamanan dari serangan siber. Pasalnya, sumber daya manusia dapat dimanfaatkan untuk melakukan pemantauan secara berkala terhadap perkembangan kejahatan siber.
“Seberapa canggih teknologi yang digunakan kita adopsi, seberapa mampu sumber daya manusia, tapi kalau tidaklah ada perawatan, kunjungan berkala, pemantauan berkala, sanggup jadi celah baru ketika insiden atau siber attack yang dimaksud mana berkembang terus-terusan,” ungkap dia dalam Cyber Security Forum, Kamis (2/10/2023).
Oleh sebab itu dalam menjamin keamanan siber ini diperlukan edukasi kemudian pelatihan dari satu industri ke industri lain. Sehingga sumber daya manusia di area dalam tiap industri sanggup belaka saling memahami celah-celah baru yang yang disebut menjadi kejahatan siber.
“Itu sangat dibutuhkan untuk kita selalu bersama bagaimana membantu rekan industri dalam membangun tak cuma belaka literasi, tak hanya sekali sekali teknologi, bukan belaka sumber daya, tapi awareness,” ungkap Oky.
Diketahui, pelanggaran data atau data breach menimbulkan rata-rata kerugian US$ 4,45 jt pada 2023. Angka ini meningkat 15% semata-mata dalam 3 tahun.
Di sisi lain, kejahatan dunia teknologi juga terus mengalami perkembangan juga juga teknologi canggih pun tetap tak terbebas dari kejahatan siber.
Artikel Selanjutnya Solusi Teknologi Bagi Resiliensi Layanan Digital Perbankan
