Saham Raksasa Babak Belur, Saham Mid Cap Bisa Jadi Pilihan

Saham Raksasa Babak Belur, Saham Mid Cap Bisa Jadi Pilihan

kaptenberita.com –

Jakarta – Emiten big cap cenderung menjadi sasaran jual asing akhir-akhir ini yang mana digunakan turut menekan biaya sahamnya. Saham-saham mid cap, yang digunakan digunakan salah satunya ada dalam indeks SMC Liquid, bisa jadi jadi menjadi alternatif.

Read More

Investor asing membukukan aksi jual bersih (net sell) Rp3,98 triliun pada dalam pasar reguler selama sebulan terakhir pada tengah kegelisahan mengenai kebijakan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang mana dimaksud masih akan tinggi dalam waktu yang dimaksud mana lebih tinggi lanjut lama.

Saham tiga bank kakap menjadi sasaran jual pemodal asing selama sebulan belakangan. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), misalnya, mengalami net sell Rp2,1 triliun selaam sebulan per 25 Oktober 2023. Kemudian, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) net sell Rp1,6 triliun lalu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) net sell Rp830,9 miliar.

Saham ketiga bank dengan kapitalisasi pasar (market cap) jumbo yang digunakan juga melemah selama sebulan. Saham emiten e-commerce lalu ojek PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga mengalami net sell Rp824,0 miliar.

Harga saham GOTO ambruk 31,03% selama sebulan kemudian menjadi pemberat (laggard) pertama IHSG di tempat tempat Oktober, dengan kontribusi menekan IHSG mencapai minus 51,78 poin.

Seiring dengan itu, IHSG melorot 1,52% selama bulan ini per 25 Oktober 2023. Sementara, sejak awal tahun (YtD) turun 0,24%.

Saham Pilihan Mid Cap
Di tengah tekanan jual pada saham big cap, beberapa orang saham mid cap atau berkapitalisasi pasar menengah dengan valuasi tiada mahal alias undervalued juga bisa jadi jadi menjadi alternatif untuk mendiversifikasi risiko.

Saham kawasan industri PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), misalnya, mempunyai valuasi price-to earnings ratio (PER) pada area bawah aturan umum 10-15 kali, yakni 5,24 kali.  Kinerja saham BEST sendiri sudah naik 5,26% sejak awal tahun (YtD).

Kemudian, saham emiten produsen kertas Grup Sinar Mas PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) juga termasuk murah. PER INKP belaka 6,59 kali dengan performa nilai tukar yang naik 11,17% year to date atau sepanjang tahun ini. INKP juga tergolong rajin membagikan dividen tiap tahun.

Saham peritel telepon seluler PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) juga menarik dilirik. Valuasi PER-nya semata-mata 7,41 kali, dengan nilai tukar saham yang digunakan digunakan sudah naik 8,67% sepanjang 2023.

Dalam era kecemasan akan suku bunga tinggi serta ketidakpastian di dalam area pasar global, saham mid cap dengan valuasi hemat dan juga juga pergerakan tarif yang mana baik dapat menjadi pilihan investasi modal yang digunakan cerdas.

Namun, seperti dalam semua investasi, selalu ada risiko yang dimaksud digunakan terlibat, serta juga penting untuk melakukan penelitian yang digunakan teliti sebelum menyebabkan keputusan investasi. Jika dikelola dengan hati-hati, saham mid cap dapat menjadi komponen berharga dalam portofolio investasi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *